HAUL HABIB MUHAMMAD BIN ABDULLOH AL HADDAR

Manaqib Habib Muhammad Al Haddar:
Manaqib al-Imam al-Habib Muhammad bin Abdullah al-Haddar (1340 H/1921 M – 1418 H/1997 M)

~ Meskipun beliau termasuk orang alim ‘allamah dan masyhur sebagai wali Allah, mungkin belum banyak yang tahu tentang jejak-rekam riwayat hidup beliau. Namun jika disebut nama al-Habib Umar bin Hafidz, mayoritas Muslimin dunia mengetahuinya. Padahal keduanya merupakan ulama yang memiliki hubungan erat satu sama lainnya, hubungan antara guru dan murid serta antara mertua dan menantu.

Daftar Isi:

a. Nasab Al-Habib Muhammad Al-Haddar

b. Kelahiran Al-Habib Muhammad Al-Haddar

c. Guru-guru dan Kegigihan Belajar Al-Habib Muhammad Al-Haddar

d. Perjuangan Dakwah Al-Habib Muhammad Al-Haddar

e. Karya-karya Al-Habib Muhammad Al-Haddar

f. Akhir Hayat Al-Habib Muhammad Al-Haddar

a. Nasab Al-Habib Muhammad Al-Haddar

Nasab lengkap beliau adalah al-Habib Muhammad bin
Abdullah al-Haddar bin
Syaikh bin
Muhsin bin
Ahmad bin
Muhammad bin
Ali bin
Shaleh bin
Ahmad bin
Syaikh Abubakar bin
Salim bin
Abdullah bin
Abdurrahman bin
Abdullah bin
Abdurrahman Assegaf bin
Muhammad Mauladdawilah bin
Ali Shahib ad-Dark bin
Alwi al-Ghuyur bin
al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin
Ali bin
Muhammad Shahib Marbat bin
Ali Khali’ Qasam bin
Alwi bin
Muhammad Shahib ash-Shauma’ah bin
Alwi bin
Ubaidillah bin
al-Muhajir Ilallah Ahmad bin
Isa ar-Rumi bin
Muhammad an-Naqib bin
Ali al-Uraidhi bin
Ja’far ash-Shadiq bin
Muhammad al-Baqir bin
Ali Zainal Abidin bin
al-Imam Husain bin
Sayyidina Ali bin
Abi Thalib Kw. suami Sayyidah Fathimah az-Zahra binti Rasulullah Saw.

b. Kelahiran Al-Habib Muhammad Al-Haddar

Al-Habib Muhammad al-Haddar lahir di desa ‘Azzah, dekat Kota al-Baidha’ di utara Yaman, pada tahun 1340 H/1921 M.

Ayah beliau adalah al-Habib Abdullah dan ibu beliau adalah Hababah Nur binti Abdullah Ba Sahi, seorang wanita shalihah yang dikenal karena amal dan ibadahnya. Ibunya sangatlah pemurah hingga sering membantu orang-orang yang kelaparan, terutama pada saat bencana kelaparan di Yaman selama Perang Dunia Kedua.

Pada masa kecilnya, al-Habib Muhammad al-Haddar belajar al-Quran dan ilmu-ilmu dasar agama dari ayahandanya sendiri dan para ulama Baidha’.

Di salah satu malam terakhir bulan Ramadhan sewaktu dirinya berada di masjid disaksikan cahaya yang cemerlang, malam Lailatul Qadar. Merupakan hal yang sangat utama dan mulia tatkala seorang hamba diberikan anugerah oleh Allah Swt. dapat menyaksikan malam yang satu malamnya lebih baik daripada seribu bulan.

c. Guru-guru dan Kegigihan Belajar Al-Habib Muhammad Al-Haddar

Semangat dan hausnya dalam mencari ilmu mendorongnya untuk melakukan perjalanan ke Tarim pada usia 17 tahun.

Setelah melakukan perjalanan dengan perahu layar dari ‘Adn ke al-Mukalla, dengan terpaksa beliau harus menghentikan langkahnya. Karena masa itu di tempat yang akan dituju beliau sedang terjadi pertikaian politik, dihimbau untuk kembali ke rumah.

Namun dengan semangatnya yang tinggi, beliau pun tidak patah arang untuk tetap melanjutkan pengembaraannya.

Kemudian beliau melanjutkan perjalanan melalui darat. Ayahnya turut serta menemaninya dalam perjalanan.

Ketika tiba saatnya bagi mereka untuk berpisah, sang ayah pun menghadap ke kiblat dengan linangan air mata dan berkata: “Ya Allah, orang yang mengirimkan anak-anak mereka ke Amerika dan tempat-tempat lain demi mendapatkan uang. Dan saya mengirimnya untuk belajar sampai ia mendapat kefutuhan dan menjadi seorang ulama, yang bertindak sesuai dengan pengetahuan mereka.”

Meski dalam perjalanannya menghadapi kepayahan dan kelaparan yang membuat dirinya hampir mati kehausan di jalan pegunungan antara Seiwun dan Tarim, akhirnya tibalah ia di Tarim dengan selamat. Langsung saja beliau menuju ke ribath terkenal dan bertemu dengan seorang guru utamanya, al-Habib Abdullah bin Umar asy-Syathiri.

Al-Habib Muhammad al-Haddar menghabiskan 4 tahun untuk belajar di Rubath Tarim dengan usaha yang sangat gigih. Kegigihan itu tergambarkan setiap sebelum dimulainya pelajaran beliau selalu mempersiapkan pelajaran-pelajaran itu dengan membacanya setidaknya hingga delapan belas kali.

Dan sehari-harinya beliau hanya tidur sekitar dua jam, satu jam di siang hari dan satu jam di malam harinya. Sehingga menjadikan al-Habib Abdullah asy-Syathiri, sang guru, mengakui kemampuannya dan memberinya perhatian khusus serta tanggung jawab penuh.

Selain kepada ayahandanya sendiri dan kepada pengasuh Rubath asy-Syathiri, beliau juga telah belajar dengan para ulama yang masyhur pada zamannya. Diantaranya adalah:

  1. Al-Habib Alwi bin Abdullah Shihabuddin.
  2. Al-Habib Ja’far bin Ahmad Alaydrus.
  3. Asy-Syaikh Mahfudz bin Salim az-Zubaidi.
  4. Dan masih banyak lainnya.

d. Perjuangan Dakwah Al-Habib Muhammad Al-Haddar

Setelah gurunya, al-Habib Abdullah bin Umar asy-Syathiri, wafat tahun 1361 H/1941 M maka al-Habib Muhammad bin Abdullah al-Haddar kembali ke kampung halaman. Hatinya penuh dengan keinginan untuk menyebarkan pengetahuan dan membatu orang-orang menuju ke jalan Allah Swt.

Pada tahun 1362 H/1942 M, beliau mendirikan sebuah madrasah di tempat kelahirannya di ‘Azzah.

Beliau juga termasuk berjasa dalam penyelesaian konflik antar suku pada waktu itu.

Beliau melakukan perjalanan dengan berjalan kaki untuk melakukan haji pada tahun 1365 H/1945 M.

Sekembalinya dari berhaji, beliau menghabiskan beberapa waktu di Ta’izz untuk belajar kepada al-Habib Ibrahim bin Aqil bin Yahya.

Pada tahun 1375 H/1955 M, beliau melakukan haji untuk yang kedua kalinya. Dan setelahnya beliau selalu menyempatkan diri untuk berhaji tiap tahunnya. Disamping berhaji, tak lupa beliau mengambil ilmu dari para ulama Hijaz. Diantaranya beliau belajar kepada al-Muhaddits as-Sayyid Alwi bin Abbas al-Maliki al-Hasani.

Pada tahun 1370 H/1950 M, beliau melakukan perjalanan ke Somalia dan menjadi imam Masjid Mirwas di Mogadishu. Akhirnya beliau menetap di sana selama satu tahun setengah. Selain itu, kesibukan beliau di sana adalah istiqamah mengajar dan mengawasi pembentukan ribath (pesantren) di Kota Bidua. Di sinilah beliau bertemu seorang guru besar bernama al-Habib Ahmad Masyhur bin Thoha al-Haddad.

Al-Habib Muhammad al-Haddar sudah lama ingin mendirikan ribath di Kota al-Baidha. Beliau mencari dukungan keuangan di ‘Adn dan Ethiopia. Usahanya nampak berhasil dengan selesainya konstruksi awal pada tahun 1380 H/1960 M.

Beliau meminta agar al-Habib Muhammad bin Salim bin Hafiz (ayah dari al-Habib Umar bin Hafidz) mengirim seseorang dari Tarim. Pada saat itu al-Habib Zein bin Ibrahim bin Smith adalah orang yang dipilih al-Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz untuk menjadi guru di ribath dan menetap di al-Baidha sekitar 20 tahun.

Pada tahun 1402 H/1981 M, al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz meninggalkan Hadhramaut yang saat itu sedang bergejolak perang saudara, dan datang ke al-Baidha. Beliau menghabiskan 10 tahun untuk belajar kepada al-Habib Muhammad al-Haddar.

Akhirnya al-Habib Umar bin Hafidz pun bukan hanya menjadi murid gurunya itu, melainkan juga sebagai menantu dengan menikahi putri sang guru. Di ribathnya al-Habib Umar bin Hafidz juga diminta untuk mengajar.

Al-Habib Muhammad al-Haddar salalu setia dalam oposisinya terhadap pemerintah sosialis yang berkuasa di Yaman Selatan tahun 1387 H/1967 M. Hal ini menyebabkan beliau dipenjara di al-Mukalla dalam kunjungannya ke Hadhramaut pada tahun 1390 H/1970 M). Di dalam penjara beliau tak pernah putus dalam mengajar hingga para narapidanalah yang menjadi sebagai muridnya.

Hingga pada akhirnya beliau dibebaskan melalui perantara dari al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf Jeddah dan al-Habib Ja’far Alaydrus.

Kemudian beliau pun kembali ke al-Baidha setelah berterimakasih kepada mereka atas usahanya dan telah memperingatkan para ulama Tarim dan Seiwun dari bahaya yang tersisa di Hadhramaut.

Pada tahun 1395 H/1974 M, beliau pergi ke Kepulauan Comoros untuk mengunjungi seorang ulama besar di sana, al-Habib Umar bin Ahmad bin Smith.

Setelah itu beliau menuju Kenya untuk mengunjungi gurunya, al-Habib Ahmad Masyhur al-Haddad.

Hubungannya sangat dekat dan erat dengan ulama besar Jeddah, al-Habib Abdul Qadir Assegaf. Mereka berdua pernah bepergian bersama ke Irak dan Suriah pada tahun 1396 H/1975 M. Al-Habib Abdul Qadir juga sudah dua kali mengunjungi al-Baidha dan ribath yang didirikan oleh al-Habib Muhammad al-Haddar.

Al-Habib Muhammad al-Haddar termasuk salah satu ulama yang mengapresiasi dan sangat menghormati gerakan Jama’ah Tabligh (JT). Terbukti di tahun 1402 H/1981 M, beliau menuju ke Pakistan, Bangladesh, Thailand dan Malaysia untuk mengunjungi para ulama gerakan itu dan menghadiri pertemuan mereka.

e. Karya-karya Al-Habib Muhammad Al-Haddar

Diantara kitab yang beliau ajarkan adalah Shahih al-Bukhari, Ihya ‘Ulumiddin, asy-Syifa’ DAN Minhaj ath-Thalibin karya Imam an-Nawawi.

Beliau juga telah mengumpulkan sejumlah koleksi dari adzkar (wiridan-wiridan) untuk dibaca pada siang hari dan malam hari yang terkumpul dalam kitabnya yang berjudul al-Fawaid al-Itsna ‘Asyar dan Nasyi-at al-Lail.

Dan wiridan yang dibaca saat dalam perjalanan dikumpulkannya dalam kitab Jawahir al-Jawahir.

Wiridan-wiridan itu hingga kini masih banyak dibaca di Darul Musthafa, ribath yang didirikan oleh sang menantu.

Beliau juga menyusun koleksi adzkar dan doa-doa untuk Ramadhan yang dikumpulkannya dalam kitab an-Nafahat ar-Ramadhaniyyah.

Dan juga wirid-wirid dan doa untuk haji dalam kitab Miftah al-Haji.

Beliau pun menulis sebuah risalah tentang pencapaian akhlak mulia dalam kitabnya yang berjudul al-‘Ajalat Sibaq.

Risalah lain yang ditulisnya adalah tentang kinerja haji berjudul Risalat al-Hajj al-Mabrur dan risalah kompilasi pilihan hadits berjudul asy-Syifa Saqim.

f. Akhir Hayat Al-Habib Muhammad Al-Haddar

Sakit bisa datang kepada siapa saja dari hamba Allah, termasuk al-Habib Muhammad al-Haddar. Sebelum kewafatannya pun beliau menderita sakit. Hingga menjelang akhir hidupnya beliau masih sempat pindah ke Mekkah.

Kata-kata terakhir yang sering beliau lafadzkan setiap hari pada masa akhir hidupnya adalah:

لا إِلَهَ إِلاّ الله أَفْنِي بِها عُمْري
لا إِلَهَ إِلاّ الله أَدْخُل بِها قَبْري
لا إِلَهَ إِلاّ الله أَخْلو بِها وَحْدي
لا إِلَهَ إِلاّ الله أَلْقى بِها رَبِّي

“La Ilaha Illallah, dengan itu aku mengakhiri hidupku.

La Ilaha Illallah, dengan itu aku masuk ke dalam kuburku.

La Ilaha Illallah, dengan itu aku memisahkan diriku.

La Ilaha Illallah, dengan itu aku bertemu Tuhanku.”

Hingga akhirnya beliau tersungkur bersujud dan ruhnya meninggalkan tubuhnya. Beliau pun wafat meninggalkan dunia yang fana ini pada tanggal 08 Rabi’ul Akhir tahun 1418 H/1997 M. Jenazahnya dimakamkan di dekat makam ibundanya.

Wallahu al-Musta’an A’lam. Lahu al-Fatihah…

Revolutionary Runway: Breakthrough Fashion Shows

This portfolio presents a series of groundbreaking fashion shows that have redefined the runway experience. Each show is a display of creative vision, merging fashion with performance art. The portfolio captures the essence of these shows, from the innovative designs on display to the dynamic choreography and staging.

The collection not only showcases the garments but also the creative process behind staging a successful fashion show. It highlights the collaboration between designers, models, artists, and technicians in bringing a fashion vision to life.

Captivating Portraits: A Photographic Journey

This portfolio is a collection of portrait photographs that capture the essence of each subject. The photographer’s ability to connect with subjects, understanding their personalities and stories, is evident in each image. These portraits range from candid shots to carefully staged compositions, each telling its own story.

The collection showcases the photographer’s skill in using light, composition, and mood to reveal the unique character of each individual. It’s a celebration of human diversity and the art of portrait photography.

Digital Dreams: Innovative Graphic Design

This portfolio showcases a range of graphic design projects that demonstrate creativity and innovation in the digital realm. From brand identities to interactive websites, each project is a blend of visual aesthetics and functional design. The portfolio highlights the designer’s ability to communicate ideas effectively through digital mediums.

The collection also reflects the designer’s versatility in adapting to various styles and trends in the digital design world. It’s a display of how graphic design can be used to create impactful and memorable visual experiences.

Cutting-Edge Couture: Avant-Garde Fashion Design

This portfolio features a collection of avant-garde fashion designs that challenge conventional notions of beauty and style. Each design is a work of art, pushing the limits of imagination and creativity in fashion. The designer uses a mix of unconventional materials, bold colors, and experimental silhouettes to create striking couture pieces.

experimental silhouettes to create striking couture pieces. The collection is a testament to the designer’s artistic vision and technical expertise. It invites viewers to explore the boundaries of fashion and to appreciate the artistry involved in creating avant-garde apparel.

Landscape Visions: Exploring the Natural World

This photography portfolio takes viewers on a journey through the natural world, capturing breathtaking landscapes from around the globe. Each image is a celebration of nature’s beauty, from the serene to the majestic. The photographer’s skill in composition, lighting, and perspective brings each scene to life.

The collection is not just a showcase of scenic beauty but also a reminder of the fragility of our natural environment. It encourages viewers to appreciate and protect the world’s natural wonders.

Sculptural Delights: Furniture Design Portfolio

This portfolio presents a series of innovative furniture designs that blur the lines between functionality and art. Each piece is a result of creative exploration, combining materials, forms, and textures to create furniture that is both practical and visually striking. The designs range from minimalist to complex, catering to diverse tastes and spaces.

The collection showcases the designer’s versatility and commitment to craftsmanship. Whether it’s a sleek, modern chair or an intricate, sculptural table, each design is a testament to the designer’s ability to reimagine the possibilities of furniture design.

Fashion Forward: Innovative Apparel Design

This portfolio features a range of innovative apparel designs that push the boundaries of fashion. It showcases the designer’s flair for combining unconventional materials and techniques to create clothing that is both artistic and wearable. The designs reflect a deep understanding of fashion history and a bold vision for its future.

Each piece in the collection is a statement, challenging traditional fashion norms and inviting the viewer to reconsider their perceptions of style and functionality. The portfolio not only displays the garments but also tells the story of their creation, from concept to completion.

Urban Lens: Capturing the City’s Soul

This photography portfolio is a deep dive into urban landscapes, capturing the soul of the city through the lens. It features a collection of images that portray the city’s dynamic energy, architectural marvels, and the candid moments of its inhabitants. Each photograph is a narrative of the urban experience, showcasing the photographer’s ability to find beauty in the everyday.

The collection also explores the contrast between the bustling streets and the quiet, unnoticed corners of the city. It’s a celebration of urban life, highlighting the diversity, culture, and vibrancy that make each city unique.

Modern Spaces: Innovative Interior Design

This portfolio presents a series of modern interior design projects that blend aesthetics with functionality. Each design demonstrates a keen understanding of space, color, and materials, creating environments that are both inviting and innovative. The projects range from residential spaces to commercial interiors, each with a unique character.

The portfolio highlights the designer’s ability to transform ordinary spaces into extraordinary experiences. Through a mix of contemporary furnishings, thoughtful layout, and attention to detail, these designs redefine the way we perceive and interact with interior spaces.